Yogyakarta – Rektor Univ. Muhammadiyah Purworejo menyatakan bahwa ketika ada dosen Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang belajar di luar negeri harus dijaga komitmennya kepada Muhammadiyah.......
STKIP Muhammadiyah Sorong Buat "Sejarah Baru" di Indonesia
Alhamdulillah...
Demikian mungkin ungkapan spontan dari civitas akademika STKIP muhammadiyah sorong setelah melalui proses akreditasi yang begitu panjang dan berat, namun berkat semangat serta optimisme semua pihak akhirnya menuai kesuksesan.
Saai ini seluruh Program Studi STKIP Muhammadiyah Sorong telah 'TERAKREDITASI' oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ( Sk BAN-PT Nomor 016/BAN-PT/Ak-XII/S1/VI/2009, Tanggal 26 Juni 2009)
2. Pendidikan Bahasa Inggris ( Sk BAN-PT Nomor 027/BAN-PT/Ak-XII/S1/IX/2009, Tanggal 11 September 2009)
3. Pendidikan Biologi ( Sk BAN-PT Nomor 024/Ak-XII/S1/VIII/2009, Tanggal 21 Agustus 2009)
Dengan demikian STKIP Muhammadiyah Sorong telah membuat 'Sejarah Baru' di Indonesia sebagai Perguruan Tinggi termuda yang selurah program studinya terakreditasi.
Sukses untuk semuanya, Majulah!!!
Sejarah Singkat Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.
Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.
Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.
Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.
Langganan:
Postingan (Atom)